Buah naga, termasuk jenis super red, merupakan kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceae (subfamili Hylocereanea). Buah ini termasuk genus Hylocereus  yang terdiri dari beberapa spesies, di antaranya adalah buah naga yang  biasa dibudidayakan clan bernilai komersial tinggi. Secara lengkap,  klasifikasi buah naga disajikan sebagai berikut.
Divisi: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Agiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales
Famili Cactaceae
Subfamily : Hylocereanea
Genus: Hylocereus
Spesies
- Hylocereus undatus (daging putih)
- Hylocereus polyrhizus (daging merah)
- Hylocereus costaricensis (daging super merah atau super red)
- Selenicereus megalanthus (kulit kuning, daging putih, tanpa sisik)
Di antara keempat jenis buah naga di atas, hanya tiga jenis pertama yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu H. undatus, H. polythizus, dan H. costaricensis.  Hylocereus undatus paling banyak ditanam lantaran jenis ini yang  pertama kali masuk ke Indonesia. Berbeda dengan tiga jenis lainnya,  jenis Selenicereus megalanthus berkulit kuning, tanpa sisik, dan ada  semacam mata bekas duri seperti nanas.
Secara morfologis, tanaman  buah naga termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun.  Untuk beradaptasi dengan lingkungan gurun, tanaman buah naga memiliki  duri di sepanjang batang data cabangnya guna mengurangi penguapan.
Tanaman  buah naga merupakan tanaman memanjat dan bersifat epifit. Di habitat  aslinya, tanaman ini memanjat tanaman lain untuk tumbuh. Meskipun  akarnya yang di dalam tanah dicabut, tanaman buah naga masih bisa  bertahan hidup karena terdapat akar yang tumbuh di batang. Akar aerial  (akar udara) tersebut mampu menyerap cadangan makanan dari udara.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut morfologi tanaman buah naga dari akar, batang dan cabang, bunga, buah, serta biji.
1. Akar
Perakaran  buah naga umumnya dangkal, berkisar 20-30 cm. Namun, menjelang produksi  buah, biasanya perakaran bisa mencapai kedalaman 50-60 cm, mengikuti  perpanjangan batang berwarna cokelat yang tertanam di dalam tanah.  Dengan mengetahui daerah perakaran buah naga maka pemupukan dapat  dilakukan sesuai sasaran.
Buah naga mampu bertahan di daerah  kering karena kemampuan akar beradaptasi dengan baik pada kondisi  kekeringan (kurang air). Namun, akar tanaman buah naga umumnya tidak  tahan terhadap genangan air dalam jangka waktu yang lama. Jika  tergenang, akar tanaman buah naga akan membusuk.
Selain akar yang  terdapat di dalam tanah, tanaman buah naga juga memiliki akar yang  tumbuh di batang. Akar tersebut biasa disebut akar aerial (akar udara).  Akar ini bersifat epifit yang berfungsi untuk menempel dan merambat pada  tanaman lain. Jadi, meskipun akar dicabut data tanah, tanaman tetap  bisa hidup dengan cara menyerap makanan dan air dari akar udara yang  tumbuh pada batang.
Umumnya, tanaman buah naga menghendaki pH  tanah yang normal (pH 6-7). Pada pH tersebut, tanaman akan tumbuh subur  dan mampu berproduksi dengan baik. Beberapa literatur menyebutkan bahwa  akar tanaman buah naga peka terhadap kemasaman tanah (pH < 5).  Apabila pH tanah di bawah 5 (masam), akar tanaman menjadi pendek dan  rusak. Akibatnya, pertumbuhan tanaman menjadi larnbat dan kerdil. Namun  demikian, ternyata buah naga yang ditanam di lahan gambut dengan pH  3,5-5,5 juga mampu berproduksi dengan baik.
2. Batang dan cabang
Batang  buah naga berwarna hijau kebiru-biruan atau kehitaman. Batang tersebut  berbentuk segitiga dan sukulen (banyak mengandung lendir). Pada jenis  tertentu, seperti Hylocereus polyrhizus, bila sudah dewasa batang  dilapisi oleh lendir. Dad batang tersebut, akan tumbuh cabang yang  bentuk dan warnanya sama dengan batang. Cabang tersebut berfungsi  sebagai “daun” untuk proses fotosintesis. Fotosintesis berperan untuk  menghasilkan fotosiotat (cadangan makanan) yang penting selama  pertumbuhan data perkembangan tanaman buah naga.
Pada batang dan  cabang tanaman, tumbuh doss-dots yang pendek data keras. Duri tersebut  terletak pada tepi sudut batang maupun cabang data terdiri 4-5 buah duri  pada setiap titik tumbuh.
3. Bunga
Sekilas,  bunga mirip dengan kulit buah nenas. Seluruh permukaan bunga tertutup  oleh mahkota yang bersisik. Bentuknya corong memanjang, berukuran  sekitar 30 cm. Kelopak bunga berwarna hijau. Jika kelopak bunga berwarna  merah, pertanda bahwa bunga tidak akan menjadi buah. Selang beberapa  had, akan terlihat mahkota bunga yang berwarna putih di dalam kelopak  bunga tersebut. Bunga akan mekar pada sore had dan akan mekar sempurna  pada malam had sekitar pukul 22.00 (night blooming cereus). Saat mekar,  mahkota bunga bagian dalam berwarna putih bersih. Di dalamnya terdapat  benang sari berwarna kuning dan akan mengeluarkan aroma harum. Sementara  di bagian tengahnya terdapat tangkai dan kepala putik. Keesokan  harinya, setelah terjadi penyerbukan, mahkota bunga akan layu. Hal  tersebut menandakan awal dad tahap pembuahan.
4. Buah
Bentuk  buah ada yang bulat dan bulat panjang. Umumnya buah berada di dekat  ujung cabang atau pertengahan cabang. Buah bisa tumbuh lebih dari sates  pada setiap cabang sehingga terkadang posisi buah saling berdekatan.  Kulit buah berwarna merah menyala seat buah matang dengan sirip berwarna  hijau, berukuran sekitar 2 cm. Seat matang sempurna, daging buah sangat  tebal, berair (inky), dan warna daging buah sangat menawan (tergantung  jenisnya). Daging buah dihiasi dengan tebaran biji-biji kecil berwarna  hitam pekat. Ketebalan knit buah sekitar 1-4 mm. Rata-rata bobot buah  umumnya berkisar 400-800 g/buah, tergantung jenis buah naga yang  dibudidayakan.
5. Biji
Biji buah naga berwarna  hitam dengan bentuk bulat kecil, pipih, dan sangat keras. Sekilas, biji  buah naga mirip dengan biji wijen. Setiap buah mengandung lebih dari  1.000 biji. Berbeda dengan buah berbiji lainnya, biji buah naga yang  kecil itu dapat dimakan bersama dengan daging buahnya.
Biji dapat  digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif. Namun, cara  tersebut jarang dilakukan karena memerlukan waktu yang cukup lama sampai  tanaman berproduksi. Hasil buah dari biji pun belum tentu sesuai yang  diharapkan karena sifat keturunannya merupakan gabungan day kedua  induknya.
Namun, bagi para pemulia tanaman (breeder), biji merupakan  plasma nutfah yang dapat digunakan untuk menghasilkan varietas bar yang  lebih baik (unggul).
Pustaka
Buah naga super red secara organik Oleh Budi Daya
Kamis, 14 April 2011
BUAH NAGA
 20.15
20.15
 mizukage
mizukage
 
 


 














0 komentar:
Posting Komentar